Jumat, 01 Mei 2015



Pada masa lalu, Kabupaten Kepulauan Selayar pernah menjadi rute dagang menuju pusat rempah-rempah di Moluccan (Maluku). Di Pulau Selayar, para pedagang singgah untuk mengisi perbekalan sambil menunggu musim yang baik untuk berlayar. Dari aktivitas pelayaran ini pula muncul nama Selayar. Ada beberapa teori mengenai asal usul kata Selayar itu:
1.            Nama Selayar berasal dari kata cedaya atau sedaya (bahas Sansekerta) yang berarti satu layar, karena perahu yang digunakan disini satu layar, berbeda dengan pulau-pulau sekelilingnya. Kata cedaya atau sedaya telah diabadikan namanya dalam Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada abad 14. Ditulis bahwa pada pertengahan abad 14, ketika Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanegara, Selayar digolongkan dalam Nusantara, yaitu pulau-pulau lain di luar Jawa yang berada di bawah kekuasaan Majapahit. Ini berarti bahwa armada Gajah Mada atau Laksamana Nala pernah singgah di pulau ini.

2.            Ceritera yang saya terima dari orang-orang tua, bahwa Selayar berasal dari perkataan “Salalayar.” Penamaan ini untuk pertama kalinya oleh saudara dari Sultan Ternate. Dalam sebuah riwayat, beliau sedang dalam pelayaran dan ketika masuk antara Pulau Selayar sekarang dengan P.Gusung, ketika melihat keutara, seperti berada dalam danau, karena nampak tertutup, baik melihat keutara, maupun melihat keselatan, karena P. Selayar keutara itu bengkok kebarat, dan P. Selayar sebelah selatan juga bengkoknya ke barat, sehingga jika kita ditengah-tengah P.Gusung, atau sejajar dengan Matalalang, kita melihat keutara atau selatan maka kita seperti berada dalam danau. Kebingungan mereka menyatakan kita salah layar, atau salah dalam berlayar, sehingga pulau ini dinamakan Salayar berubah menjadi Selayar.

3.            Selain nama satu layar, dan salah layar, pulau ini dinamakan pula dengan nama Tanah Doang yang berarti tanah tempat berdoa. Di masa lalu, pulau Selayar menjadi tempat berdoa bagi para pelaut yang hendak melanjutkan perjalanan baik ke barat maupun ke timur untuk keselamatan pelayaran mereka. Para pelaut yang sudah matang dalam berlayar di Indonesia, pasti mengetahui, bahwa lautan di Indonesia itu ada dua yang sangat berbahaya, dan diantara dua itu yang paling berbahaya adalah selat Selayar atau selat Bira, karena disana ada musim-musim yang dinamakan oleh orang Sulawesi dengan jeknek kebo, (air berwarna putih) karena terjadi pusaran air diselat itu yang bisa menenggelamkan kedalam tanah baik kapal besar, apalagi kapal/perahu kecil. Sedang selat itu baik ketimur maupun kebarat di Indonesia ini, pasti melewati Selat Bira. Laut yang dianggap berbahaya yang kedua ialah selat Lombok, Saya pernah mengalami lewat selat Lombok yaitu antara Bali dan Lombok tahun 1960 dari Gilimanuk ke Sumbawa dengan motor boat, badan kita diikat pada tiang layar, karena kalau tidak diikat, kita bisa terlempar keluar, karena besarnya ombak. Dalam kitab hukum pelayaran dan perdagangan Amanna Gappa abad 17, Selayar disebut sebagai salah satu daerah tujuan niaga karena letaknya yang strategis sebagai tempat transit baik untuk pelayaran menuju ke timur dan ke barat.Disebutkan dalam naskah itu bahwa bagi orang yang berlayar dari Makassar ke Selayar, Malaka, dan Johor, sewanya 6 rial dari tiap seratus orang.

4.            Dinamakan Tanah Dowang, karena bentuknya seperti dowang (Selayar) yaitu udang. 
 

0 komentar:

Posting Komentar